Aku berlari ke luar rumah, mengambil sepeda dan mengayuhnya secepat kubisa. emak pasti bisa melihat air mataku. air mata yang mewakili setiap keruntuhan keyakinanku. aku tahu emak tidak bisa melakukan semuanya sendirian, menjadi penopang keluarga yang tengah berantakan.
Novel ini menceritakan si Aku yang tengah bersedih di belantara pesantren.