Novel ini menceritakan kisah Nona teh dan Tuan kopi yang pertemuannya tidak terduga setelah usia 33 tahun.
"Setelah hari-hari yang sedih berlalu. Bulan-bulan pahit memulihkan diriku. Aku menyadari satu hal; yang bukan untukku, sekeras apa pun kupaksakan, tetap saja tak akan menjadi milikku. Yang kuperjuangkan sekuat usahaku, jika kau tak memperjuangkanku sepenuh hatimu, tetap saja kita akan berlalu. Hidup terlalu pendek untuk dihabiskan dengan kesedihan berkepanjangan. Aku belajar menerima diri; …
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada ssaatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. Maka, ikhlaskan saja kalau begitu. Karena seun…
Gagal menikah di usia 33 tahun tidak membuat Minori patah semangat. Dia percaya, suatu hari cinta sejati akan datang padanya. Berbeda dengan Minori, Ersad justru tidak percaya dengan cinta. Trauma masa lalu membuat pria itu memutuskan tidak akan menikah. Pertemuan demi pertemuan yang terjadi di antara mereka membuat Minori sadar bahwa Ersad adalah pria yang tepat untuknya. Namun sikap Ersad yan…
“Kita pernah saling menemukan, sebelum akhirnya berlomba saling melepaskan.” Given Pratama, anak berandalan yang tidak naik kelas, kepandaiannya hanya membuat masalah. Gladys Alfeira, gadis cantik dengan prestasi gemilang—mungkin hanya dialah satu-satunya orang yang menyadari sisi rapuh berandalan sekolahnya itu. Dua orang dengan latar belakang berbeda itu menjalin kisah, saling jatuh cin…