Text
Strategi pembelajaran atletik
Olahraga atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga “yang biasa disebut dengan “Atletic is a Mother or Atletic is a Root” artinya semua gerakan-gerakan dasar yang terdapat pada semua kecabangan olahraga, adalah gerakan-gerakan dasar dari atletik, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Juga terdapat nomor perlombaan khusus seperti; jalan cepat, lari halangan rintang dan lari lintas alam (cross country). Pada setiap pesta olahraga seperti: PON/Sea Games/Asean Games dan Olimpiade nomor yang paling banyak dilombakan adalah atletik. Namun secara jujur kita mengatakan, atletik kini ditinggalkan oleh masyarakat dalam jumlah besar/banyak.
Kondisi ini dapat kita saksikan pada setiap event, kejuaraan maupun perlombaan jumlah penonton yang hadir sangat terbatas/sedikit untuk menyaksikan. Kondisi ini menjadi tugas yang sangat berat bagi Pengurus atletik Dunia (IAAF), Asia (AAF), Indonesia (PASI) dan lebih khusus bagi Guru Penjasorkes, pelatih atletik dan mahasiswa PJOKR. Kondisi ini harus kita sadari merupakan suatu tantangan, namun kita harus optimis untuk mencari format pengembangan atau peningkatan dengan paradigma baru, harus kreatif dan inovatif. Agar sajian setiap event atau perlombaan atletik yang kompetitif, menarik dan menghibur masyarakat.
Olahraga atletik merupakan bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam perlombaan, permainan, yang bersifat intensif. Untuk mencapai nilai-nilai tersebut diatas maka olahraga atletik harus dimasalkan dan menjadi milik masyarakat karena atletik merupakan aktivitas olahraga yang tertua dalam peradaban manusia.
Atletik adalah satu satunya olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade pertama di Yunani kuno pada tahun 776 M. Nama “atletik” berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang artinya pertandingan’.
Tidak tersedia versi lain