Text
Memahami flu burung pada unggas di Indonesia & keterkaitan penyakit lain
Penyakit viral akibat virus flu burung atau avian influenza virus (AIV) pada unggas, merupakan penyakit zoonotik yang telah tersebar luas di dunia. Pada awalnya, AIV yang disebabkan oleh AIV subtipe H5N1 mewabah di Asia Tenggara pada akhir tahun 2003 yang selanjutnya wabah AIV tersebut merebak ke negara-negara lain. Di Indonesia, AIV subtipe H5N1 tersebut bersifat sangat ganas (highly pathogenic avian influenza virus H5N1) (AIV H5N1 HPAI). Berdasarkan pengamatan penulis, sejak tahun 2006 sampai sekarang, AIV yang bersirkulasi di Indonesia, pada umumnya, sudah berubah menjadi AIV subtipe H5N1 yang bersifat tidak ganas (low pathogenic avian influenza virus H5N1 (AIV H5N1 LPAI). Unggas yang terinfeksi AIV H5N1 LPAI tampak normal (sehat), tidak menunjukkan gejala klinis, tetapi merupakan sumber AIV yang secara terus menerus akan mngeluarkan dan menularkan AIV pada unggas lain. Jika terjadi gejala klinis, maka yang terlihat adalah penururunan produksi telur, Infeksi AIV dapat menular dari unggas ke unggas lain yang peka dan menyebabkan banyak kematian pada unggas akibat adanya resiko mutasi yang disebut antigenic drift pada AIV H5N1 LPAI menjadi AIV H5N1 HPAI. AIV H5N1 LPAI juga dapat mengalami reaksi silang hospes (genetic shift atau genetic reassortment) yang memungkinkan AIV dapat menular ke manusia.
Pada kejadian wabah penyakit pada unggas di lapangan, jika terjadi ayam sakit ataupun mati, pada umumnya, diakibatkan oleh infeksi campuran antara AIV dengan Escherichia coli, Newcastle disease virus, infectious bronchitis virus, infectious bursal disease maupun aspergillus. Mengingat, bahwa AIV telah menyatu dengan unggas di Indonesia, dan beraksi sebagai penyebab utama penyakit viral dan sekaligus pemicu terjadinya infeksi sekunder, maka perlu upaya diaplikasikan produk dalam bentuk jasa dan barang berbasis bioteknologi modern yang mampu mendeteksi dini AIV dan mampu mencegah ikatan AIV dengan receptor (asam sialat) hospes, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengaktifasi sel T, sekaligus anti bakteri Gram positif dan Gram negatif, serta antitoksin. Produk berbasis bioteknologi modern anti AIV juga diharapkan mampu menginaktivasi AIV yang sudah menginfeksi dan masuk ke dalam sel hospes. Selain itu, kondisi di dalam tubuh ayam perlu diperkuat dengan pemberian elektrolit, vitamin E, selenium, multivitamin. Kondisi stress diminimalisir dan kesehatan/kebersihan perlu diperketat.
Tidak tersedia versi lain