Text
Ramadhan, maaf, kami masih sibuk
Ramadhan, maaf, kami masih sibuk dengan aktivitas. Kedatanganmu sering kali hanya kami jadikan ritual tahunan tanpa makna.
Ramadhan, maaf, kami masih sibuk. Sesekali kami memang menyentuh Al-Qur'an, tetapi tetap saja tak sebanding dengan intensnya hubungan kami dengan smartphone, gadget, dan televisi.
Ramadhan, maaf, kami masih saja sibuk dengan urusan dunia. Iming-iming pahala yang berlipat ganda tetap tak menggugah hati kami dalam jor-joran dalam ibadah, gila-gilaan dalam sedekah. Kami lebih takut kekurangan uang untuk mudik dan Lebaran, ketimbang rasa takut jika ini Ramadhan terakhir kami.
Allah, maaf, uang belanjaan lebih kami khawatirkan ketimbang ampunan-Mu. Makanan dan pakaian lebih kami prioritaskan ketimbang tagarrub pada-Mu.
Ya Allah, jika ini Ramadhan terakhir kami, semoga ibadah kami yang tak seberapa itu Engkau terima, semoga dosa kami yang menggunung itu Engkau ampuni.
3.8
"Mengapa ya tiap membaca tulisan Ahmad Rifa'i Rif'an selalu baper? Renungannya sederhana, tapi nonjok ke lubuk hati. Uraiannya keseharian, tapi selalu terasa, 'Ini kok gue banget sih.
Tito Wiratama Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Pemkot Surabaya
"Sebagaimana buku-buku sebelumnya, karya Ahmad Rifa'i Rif'an selalu membawa kita pada proses muhasabah diri. Tak hanya informatif, tetapi inspiratif. Tak hanya menyampaikan nasihat religi, tetapi membuat pembacanya terinspirasi.
Tidak tersedia versi lain