Text
Arumdalu
Arumdalu adalah nama tambahan bagi Raden Ayu Danti. Arumdalu, nama Jawa untuk bunga sedap malam, menjadi nama yang melekatinya lantaran kesukaannya menyuntingkan bunga itu di rambutnya.
Pada awal meletusnya Perang Jawa, awal 1825, hampir semua orang Salatiga, terutama kaum lelakinya, mengenal Danti Arumdalu. Orang-orang selalu menghubungkannya dengan kehidupan malam. Arumdalu dikasak-kusukkan sebagai pelacur kelas tinggi, simpanan seorang bangsawan kaya raya dari Ngayogyakada Hadiningrat.
Dari sudut pandang pengawalnya, Ki Brontok, kisah tentang Arumdalu ini dituturkan. Dari keterlibatannya dengan pembunuhan jagal sapi Ki Abilawa, kisah ini mengalir. Dan alirannya harus sampai pada upaya pembebasan seorang panglima laskar Dipanegaran yang termasyhur, Kiai Maja, yang ditangkap dan kemudian disekap di Benteng Salatiga. Namun, misi itu diperumit dengan persoalan yang menggejolak di dalam dada para pembebas, persoalan manusia yang tidak dapat memungkiri jeritan hati nuraninya.
Meski sedikit banyak berkaitan dengan Glonggong yang terbit lebih dulu, Arumdalu tetap bisa dibaca sebagai cerita tersendiri.
Tidak tersedia versi lain