Text
Srimulat era televisi
Rasanya sayang jika gempita peluncuran buku Srimulat pertama, 'Aneh yang Lucu', berikut kisah perjalanan Srimulat tak dilanjutkan. Setelah turut berenang dan menyelami sejarah grup 'besar' Srimulat, juga perjuangan para pemainnya hingga sanggup memikat hati jutaan rakyat Indonesia pada buku pertama, Srimulat: Aneh yang Lucu, kini, saatnya kita turut menikmati gebyar dan polah mereka sebagai penghibur di layar-layar televisi Indonesia pada buku kedua, Srimulat: Era Televisi. Srimulat Era Televisi
Era 90-an adalah era kejayaan para pemain Srimulat meskipun pada era itu juga Srimulat resmi bubar. Namun, para pemain Srimulat yang memang sudah menemukan 'namanya' tak pernah sepi dari job. Bahkan, di antara mereka tak bisa 100% berpisah. Berpisah dari grup Srimulat, tetapi berkolaborasi membentuk grup baru. Itulah mengapa Srimulat tidak bisa dikatakan benar-benar mati. Srimulat hanyalah mati suri.
Buku kedua Srimulat: Era Televisi ini, berbincang banyak tentang kisah mimpi yang menjadi kenyataan. Mimpi melanjutkan kembali kiprah Srimulat dengan label Next Generation terealisasi.
Srimulat Cari Bakat buktinya. Sebuah ajang pencarian bibit-bibit Srimulat junior tengah digelar. Dan, geliat lawakan para pentolan Srimulat mulai kita lihat kembali di berbagai tayangan televisi. Ya, sebagai sebuah pembuktian diri bahwa guyonan khas mereka tak ada tandingannya hingga kini.
Lalu, bagaimana dengan Next Generation? Penasaran Anda akan terjawab di buku ketiga. Nantikanlah!
Dengan diterbitkannya buku Srimulat, kiranya mampu menggugah dan membangkitkan kembali kejayaan Srimulat, yang pada gilirannya mampu mendukung terwujudnya visi Kota Solo sebagai Kota Budaya. -Ir. H. Joko Widodo, Walikota Surakarta
Tidak tersedia versi lain