Abah berjalan mendahuluiku sambil menuntun motor. Aku mengekor di belakangnya. Kutatap punggung Abah sambil menahan sesak di dada. Mataku perih, aku kesulitan membendung sesuatu yang sudah kutahan-tahan sejak dari rumah. Aku sebenarnya tahu, di rumah sebelum berangkat tadi, Abah keluar untuk mencari pinjaman dan Abah baru saja berbohong mengatakan dompetnya tertinggal. Sambil menunggu motor …